May 22, 2012

Recongnise kedua

masih inget postingan ini? Dan inilah cerita selanjutnya dari postingan itu. Recognise kedua.

6 mei 2012, untuk pertama kalinya saya ajak abi untuk datang ke acara oriflame. Hari itu adalah acara recognise dan saya kebagian naik panggung. Saya sengaja mengajak abi dan anak-anak,pengen ajah gituh ditepukin sama suami sendiri #EmakGanjen :p. Anak-anak duduk dengan tenang dan mengikuti acara dengan manis, si abang malah tidur loh
Saat nama saya disebut sebagai new achiver, rasanya kaya menang gramy award, turun dr bangku menuju panggung. Pas naik panggung dan megang papan Cash Award rasanya dada ini membuncah penuh haru, jadi ekpresi yang muncul malah mesem-mesem ga jelas :)). 7 bulan yg lalu saya hanya mupeng mau pegang papan CA mba dian dan sekarang giliran saya untuk pegang papan CA milik saya sendiri. mata saya terus tertuju ke pak suami, i just wanna to say thank you for pak suami


Kalo dulu waktu recognise pertama saya dtng bersama upline dan crossline, kali ini saya datang bersama team which is dowline2 saya. Merekapun naik panggung untuk recognise. Dan ini adalah kopi daratan perdana saya dgn downline-downline, subhanallah rasanya sungguh terasa dekat dengan mereka, padahal selama ini kami hanya menjalin komunikasi lewat teknologi. Bahagia sekali rasanya berada di tengah-tengah orang-orang hebat di teamku :).
(ki-ka)mba neno,mba esti,mba aci,saya,mba ulan,mba renny

Disela-sela acara pak suami nanya"jadi nanti lagu buat video diamond kamu apa mi?" #makjleb...pertanyaan yg dalem,bukan di lagunya tapi itu menyiratkan bahwa "elo kudu jadi diamond mi".

Alhamdulillah..Allah membuka lebar-lebar pintu rezekiNya,

May 3, 2012

Qualifier Gold Director

Alhamdulillah semakin hari, saya semakin menapaki tangga di bisnis ini. Bulan April di tutup dengan pencapain 2 title yaitu Director dan Qualifier Gold Director. Director adalah level yang berhasil saya raih karena saya mempertahankan level senior manager selama 6 kali kemudian Qualifier Gold Director adalah level kualifikasi yang saya raih karena berhasil mencetak 2 kaki senior manager. Qualifier gold director ini masih punya PR yaitu mempertahankan SM kaki ke 2 selama 6 bulan dan nantinya saya akan mendapatkan Second Cash Award sebesar 14 juta *sluurrrppp*.

Berulang kali saya bilang alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah..Allah telah memberikan jalan untuk saya menjemput rezeki.

ini dia 2 orang senior manager saya:
1. Melati, sahabat saya sejak jaman SMA. Orang yang pertama kali saya ajak bergabung dan saya yakin bahwa dy ga akan nolak karena apapun yg saya ikutin dy pasti ikutan juga :P hheheheheh. Walaupun awal gabung kami sama-sama bingung tapi itu tidak membuat kami mundur, we just go a head.
Melati ini dulu SPV di perusahaan spare part mobil yg berinisial t-o-y-o-t-a (eh kesebut semua). setelah punya anak membuat dia berfikir ulang untuk mengejar karir, harus rela menitipkan arya (anaknya)ke utinya, ketemu hanya seminggu sekali. Keadaan yg bikin dia jd ga nyaman walau kata orang2 berada di comfort zone. Sibuk di kantor bukan alasan untuk stuck di bisnis ini, meski sering kena tegur atasan krn bolak balik sibuk BBan untuk memanage pasukannya tapi akhirnya ibu ini berhasil resign dengan bonus dari bisnis ini kala itu lebih dari 6 juta. :) Kami ke bali sama-sama di tahun ini dan insya Allah tahun depan kami akan ke dubai (travell trip gratis dari bisnis kami tentunya). What a biutiful friendship

2. Vebra rima, dunia maya itu tidak selebar daun kelor apalagi selebar celana kolor :P. vebra ini adalah salah satu teman facebook saya, yang tiba2 di bulan september mengAdd ym saya dan menanyakan tentang bisnis ini. 3 jam kita chatting, saya menjelaskan apa saja yg di dapat dr bisnis ini, bagaimana cara menjalankannya..akhirnya ibu ini gabung ga pake berlama-lama ria. Impian terkuatnya ingin  punya penghasilan dan membantu suami. Jarak bukan masalah buat kami, meski vebra berasa di maksar tapi kami tetap bisa koordinasi dan bersama-sama keep fight di sini. Dan finally new mom ini berhasil menjadi senior manager dengan bonus 4 juta kurang dikiiiiiiiiit. 1 impiannya terwujud, yaitu punya penghasilan walau sebagai ibu rumah tangga


Masih ada pasukan lainnya yang akan menyusul 2 orang ini, dan kesempatan di bisnis ini sungguh terbuka lebar, latar belakang dan jarang bukanlah hambatan disini. 1 hal yang mereka sama-sama miliki adalah impian yang kuat dan mau memperjuangkan impiannya.

Mau jadi bagian dari kami di bisnis ini? yuk jangan raguuuuu, karena keragu-raguan hanya membuat kita berjalan di tempat. Mumpung bulan mei ini lg ada promo loh, cuma 9900 sudah bisa menjadi bagian dari kami dan kami siap sharing how to success disini :)

Neraka itu apa sih?

ini adalah sekelumit cerita antara abang (3y 18m), izza (5y18m)*sepupunya abang*, radhwa (5y3m)*sepupunya abang*, di suatu sore saat abang kerumah kakak izza untuk berangkat ngaji

izza: "abang ayoo shalat dulu"
abang: "ini kan rumahnya kaka..jadi kaka yang sholat dong, kalo rumahnya abang baru abang yg sholat"
izza: " terus kalo di mekkah, rumahnya Allah, siapa yang sholat?"
abang : "ya Allah yang sholatlahh"
radhwa: "ih..abang mah ngaco, pokonya kaka mau sholat dulu biar nanti abang masuk neraka sendiri"
abang :"neraka itu apa sih ka?"
radhwa-izza : kikikikikikkiki, abang abang

=====================================================================
itulah sekelumit kumpul bocah setiap sorenya, obrolan hangat yang bikin saya terngikikik mendengar percakapan sok seriusnya mereka.


Camfret Zone

Camfret zone a.k.a comfort zone. Zona yang membuat orang terlena dan merasa enough. 5 tahun bekerja di perusahaan software house membuat saya amat sangat berada di comfort zone itu, meski gaji ga terlalu gede tapi saya bebas cuti kapan saja, saya bebas menggunakan fasilitas internet untuk kepentingan pribadi sekalipun, saya tdk pernah kena SP meski saya almost datang 1,5 jam lebih mundur dari waktu yang di tentukan, bahkan saya bisa membawa anak-anak saya ketika PRT sedang ga ada. Dan itu dulu cukup membuat saya happy. Tapi dalam hati kecil saya terselip pertanyaan "mau sampai kapan kerja dan mengayakan orang lain?"

pertanyaan itu selalu berhasil lenyap dengan pernyataan "ah saya kan cuma butuh gaji tiap bulannya, jadi saya ga peduli apa yang terjadi di kantor". lama-lama pernyataan sakti itu luntur, pergi ke kantor merupakan kegiatan yang membosankan,karena saat itu saya menyadari 10 jam meninggalkan anak-anak untuk bekerja dan anak-anak hanya mendapatkan waktu sisa yang saya punya, ya karena prioritas waktu sudah habis "dicuri"oleh kantor. terus timbul 1 pertanyaan silet "saya nyaman di kantor tapi apa kantor juga nyaman dan mencintai saya?".

Dan Gong sampai akhirnya saya resign adalah rengekan abang setiap pagi "umii kenapa kerja terus?abang bosen dirumah sama mbak". Saya punya seorang teman, Manager di suatu perusahaan telekomunikasi, Yang secara gaji pasti udah bukan masalah lagi. dan akhirnya dy memutuskan resign hanya karena anaknya bilang "aku ga mau les dan sekolah kalo bukan mama yang anterin aku tiap hari". Kata-kata protes dari anak memang bisa membalikan semua perasaan nyaman yang tadinya kita miliki. kalo udah kaya gitu apa masih bisa bertahan di comfort zone?jawabannya tergantung pribadi masing2 :)

terus ketika saya resign apakah saya keluar dari zona nyaman dan berjalan melawan badai?hmm tadinya saya berfikir gitu tapi setelah dijalani ternyata saya menemukan zona baru yaitu zona aman, aman dari perasaan cemas bahwa saya akan di berhentikan kapanpun oleh instansi :D. dan ternyata saya lebih happy karena sekarang saya punya waktu yang bebas saya manage sesuai keinginan saya,sekarang saatnya saya mengayakan diri sendiri, bekerja untuk kepentingan pribadi bukan untuk kepentingan owner company :p

yah namanya juga comfort zone pastilah membuat orang nyaman, tapi belum tentu membuat orang itu tenang.