Jul 9, 2012

kode etik pekerjaan

Setiap pekerjaan itu pasti punya kode etik yang akan membuat si pekerja dan orng2 sekelilinya nyaman. Tulisan ini dibuat karena saya tergelitik dgn beberapa orang baru yg berhubungan dengan saya beberapa minggu ini.

Waktu labib lahir dan sampai massa-massa baby, setiap bulan pasti ada yang menelpon saya dari sebuah brand susu atau Dispo. Mereka dapet nomor telepon saya saat saya membeli dispo di supermaket. Jadi saat memberikan nomor telepon saya sudah tau konsekuensinya bahwa someday saya akan di telepon oleh telesales marketingnya. Overall saya tdk merasa terganggu dengan telepon2 si para telesales itu karena mereka sopan, komunikatif dan memberikan informasi. Dulu salah satu alasan saya mau menerima telvon dari para telesales karena saya berfikir bagaimana seandainya saya berada di posisi pekerjaan seperti mereka, makan hati dong ya kl kita sudah bicara baik2 tapi diketusin :D

Begitupun kalo saya ketemu agent wwf,unichef, jantung sehat atau lainnya (asal bukan kartu kredit)saya pasti meluangkan waktu saya beberapa menit untuk mendengarkan mereka, Karena dari situ saya belajar how to explain sama orang yg ga dikenal, saya belajar bagaimana membuat pembicaraan menjadi akrab, bagaimana menyampaikan missi tertentu dengan ringan dan bagaimana mengajak lawan bicara agar ikut tertarik. So far agent2 yang sering saya temui di jalan itu sopaaann banget dan tdk memaksa, so saya sebagai subjectnya tidak merasa terganggu.

Dan akhirnya kelogowoan saya menghadapi sales2 itupun di uji, beberapa minggu lalu saat saya ke supermarket ada pameran barang yg sedang kami cari. so mendekatlah saya ke pameran tsb, tanya2 segala macem dan berujung di pemberian kartu nama si sales,kita kasih nama mr x utk salesnya biar ga bingung :P. Setelah saya sampai rumah, saya di sms sama si mr x yg inti dari smsnya yaitu memburu2 saya mengurus kelengkapan untuk syarat pembelian barang tsb. saya bales smsnya dgn mengatakan bahwa keputusannya nanti malam nunggu suami pulang kantor, kemudian mr x bales lg yang intinya nanti malam dia mau kerumah. hmmm saya udah mulai bisa baca nihh masuk ke golongan mana sales ini. saya akhirnya masih bersikap legowo, sorenya saya dan suami pergi ke kantor mr.x untuk menyerahkan dokumen dan kami minta bahwa harga yg kami dapat sesuai dgn breakdown yg dijelaskan saat di pameran tsb. Dan dengan yakin si mr x menyanggupi.

Tapi 2 hari kemudian supervisornya mr.x menelvon dan memberitahu bahwa kami tdk bs mendapatkan harga yg sesuai di pameran dgn alasan harga sudah naik, APAH???Mau maki2 rasanya saat itu tapi ya udinlah kami sudah terlanjur butuh barang itu. Dan karena ulah si mr.x yg kelemer2 ternyata data kami ada yg kurang dan yg bikin enek si mr.x ogah kerumah untuk ambil data. Pengen makin maki2 ajah tapi kata suami "sabarrrrrr mi", oke kali ini kita ngalah untuk ke entah berapa kalinya. akhirnya kita yang jalan nyamperin ngasih data sebelumnya si mr.x pake bbm segala dgn embel2 jgn terlalu malem ya bu. Bah..sejak kapan pembeli adalah jongos!

Ga sampai disitu ajah dongkol sudongkolnya, saat akan pembayaran DP si mr.xpun berulah, janji ke rumah tapi tak kunjung datang dan tak mengabari. akhirnya saya langsung "ngadu" ke supervisornya dan setelah itu saya baru tau bahwa mr.x adalah sales baru yg masih dalam tahap training. Ga sampai disitu setelah barang datangpun, ternyata fitur barang tdk sesuai dgn mr.x jelaskan di pameran...aarrgghhhhhh.

See....ketika suatu profesi tidak dijalani dengan baik maka akan ada orng2 yg tidak nyaman dgn apa yg kita kerjakan. Just being profesional, belajar,belajar dan belajar.Penting banget upgrade diri. Beruntungny saya masuk ke bisnis yag "galak" kode etik, yang kalo menyimpang dikit pasti kena tegur ternyata itu buat kebaikan saya dan yg lainnya dalam menjalankan bisnis ini. Beda lagi sama salah seorang oknum yang ogah banget di "kandangin" sama kode etik, akhirnya skrng dia jalanin bisnis yg tidak ada kode etiknya. Alhasil namanya di block hampir 1/2 dari dunia perfacebookan :D





0 komentar: